Powered By Blogger

Rabu, 04 April 2012

KAMI SELALU PAKE " BISMILLAH "...........


Ust. Zaenal Hadi, S.Pd.I


….Dari Abi Hurairah bahwa beliau melakukan shalat (berjama’ah), beliau mengeraskan bacaan “Basmalah”nya. Kemudian setelah shalat tersebut, beliau berkata (kepada para makmum) “Sesungguhnya saya telah menampilkan kepada kalian sebuah shalat yang menyerupai shalat Rasulullah saw.
Dan hadits ini di shohihkan oleh imam Daruquthni, Al khatib, Al Baihaqi dan yang lain. Demikian selesai sudah nukilan ini yang di ambil dari tafsir Ibnu Katsir, namun sebenarnya dalam tafsir tersebut masih ada katerangan lain mengenai ini, maka cobalah anda merujuk kesana (Juz I, hlm 16-17).

Dan lihatlah pula dalam bab “JAHR” (mengeraskan basamalah) dalam hadits Ibnu Abbas, namun lemah yang dikeluarkan oleh:

Al Bazzar (1/255) nomor 526.
Tirmidzi (2/14).
Daruquthni (1/304).
Imam Uqaily dalam kitab “Addu’afaa’” (1/80-81) dan dalam kitab “Al mu’jam Kabir (11442).


Dan Haditsnya Abi Hurairah ra yang membaca keras “basmalah”, yang di shohihkan oleh:

Ibnu Khuzaimah.
Ibnu Hibban.
Daruquthni dan Hakim.

Dan coba lihatlah pula di:
Sunan Annasa’I (2/134).
Daruquthni (1/305).
Al Hakim (1/232).
Ibnu Khuzaimah (1/251).

Dan haditsnya Umi Salamah tentang membaca keras “Basmalah”, yang diriwayatkan oleh:

Daruquthni dan di shohihkan olehnya (1/307).
Al Hakim dan di shohehkan olehnya (1/232).
Ibnu Khuzaimah dan di shohihkan olehnya (493).
Baihaqi (1/44).
Dan lainnya…

Dan dalam shohih bukhari (9/90-91) hadis nomor (5946) yang berbunyi:
”Anas ra di tanyai; “Bagaimana bacaannya Nabi Saw?”
Anas ra menjawab:”Bacaanya beliau secara mad (panjang-pent). Lalu Anas ra membaca (mempraktekkan-pent):”Bismilahirrahmannirrahim” beliau membaca mad (memanjangkan) kalimat:
BismillAAAhir.
RohmAAAnir.
Rohiiim…


INI TERJEMAHAN TEKS YANG BERLATAR BELAKANG WARNA HIJAU.

Adapun dalilnya kelompok yang tidak membaca keras “Basmalah” ini hadits yang juga dari Anas ra dengan statuss hadits MAUQUF.
Anas ra bercerita:”Saya pernah shalat bermakmum kepada Rasulullah saw, Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra dan Ali ra, mereka semua mengawali bacaannya (langsung-pent) “ALHAMDULILLAHIROBBIL ‘ALAMIN….” Mereka tidak menyebutkan “BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM” di awal bacaan dan di akhir bacaan.
Hadits serupa juga diriwayatkan oleh;
imam Ahmad dengan redaksi yang bermacam macam (3/179-223-224-273.
Imam Muslim (1/299).
Imam Baihaqi (2/50-51).
Imam Daruquthni (1/315).
Imam Thahawi dalam syarahnya kitab Ma’ani Al Atsar (1/203).
Thabrani (1/228 no.739).
Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilyah (6/179).


Masalah “Basmalah” ini sebenarnya adalah masalah yang cukup panjang dan catatan kaki ini masih membutuhkan penyusun khusus. Dicukupkan hingga disini dimana sudah saya sajikan dan saya lampirkan kepada kita tentang penyebutan dalil dalil yang menetapkan membaca keras “Basmalah dan juga dalil dalil yang menafikan itu.

Semoga Allah senantiasa memberi perlindungan dan pertolongan. Amin.
.

Imam Syaukani berkata:
“Ketahuilah bahwa umat ini telah sepakat tidak mengKafirkan orang yang menetapkan membaca keras “Basmalah” dan juga tidak mengKafirkan orang yang menafikan itu karena adanya perbedaan sudut pandang ulama. Namun berbeda jika seandainya ada orang yang meniadakan huruf secara global atau menetapkan huruf/ayat yang tidak di ucapkan oleh ulama satupun. Yang seperti inilah yang dihukumi kafir secara ijma’.

Tidak ada silang pendapat bahwa “Basmalah” yang berada dipertengahan surat Annaml itu adalah termasuk ayat. Dan juga tidak ada khilaf menetapkan “Basmalah” sebagai bagian dari semua permulaan surat suratan dalam mushaf alqur’an. Kecuali didalam permulaan surat Attaubah..

Adapun masalah bacaan “Basmalah” dalam permulaan surat Alfatihah tidak ada perbedaan dalam tubuh “QIRO’AH SAB’AH”. Dan juga didalam permulaan setiap surat, sehingga seorang qori’ mengawali nya dengan “Basmalah”, kecuali dalam surat Attaubah (tidak perlu membaca basmalah-pent).

Adapun dalam permulaan semua surat suratan itu “basmalah” menyambung dengan “basmalah” surat sebelumnya. Ini telah ditetapkan oleh:

Ibnu Katsir.
Qoluun.
‘Ashim.
Kasa’i.

Dari para ahli quraa’ yang menetapkan “Basmalah” berada dalam permulaan disetiap surat, kecuali permulaannya surat Attaubah, basmalah nya dibuang, ialah:

Abu Amr.
Hamzah.
Warasy.
Ibnu ‘Amir.

Lihat lebih lengkapnya dalam kitab Nailul Author (2/198-214).

Wallahu a’lam wa ahkam.
Semoga bemanfaat.
Salam Aswaja !!
Adapun membaca keras “Basmalah” ini sebuah masalah yang panjang dan bercabang cabang.

Kelompok yang berpendapat bahwa “Basmalah” bukan bagian dari surat “Al Fatihah”, maka mereka tidak membaca dengan keras, begitu juga kelompok yang berpendapat bahwa “Basmalah” adalah bagian dari awal surat “Al Fatihah” (saja).

Adapun kelompok yang berpendapat bahwa “Basmalah” adalah bagian dari awal semua surat Al Qur’an, maka mereka berbeda pendapat.

IMAM SYAFI’I Rahimahullah berpendapat bahwa ia mengeraskan “Basmalah” bersama surat “Al Fatihah dan surat suratan yang lain. Dan ini adalah madzhabnya golongan dari sahabat nabi saw , tabi’in dan para imam muslimin salaf dan kholaf.

Yang mengeraskan bacaan “Basmalah” dari kalangan Sahabat adalah:

Abu Hurairah ra.
Ibnu Umar ra.
Ibnu Abbas ra.
Mu’awiyah ra.

Dan telah menceritakan pula imam AbdilBar dan imam Baihaqi dari Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali.

Imam Khatib juga telah menukilnya dari para Khulafa’ul Arba’ah namun itu langka (gharib).

Sedangkan dari kalangan Tabi’in adalah:

Sa’id bin Jubair.
‘Ikrimah.
Abi Qolabah.
Azzuhri.
Ali bin Hasan.
Muhammad bin Ali bin Hasan.
Sa’id bin Musayyib.
Atho’.
Thowus.
Mujahid.
Salim.
Muhammad bin Ka’b al qurdhi.
Ubaid.
Abi baker bin Muhammad bin Amr bin Hazm.
Abi Wail.
Ibnu Sirin.
Muhammad bin almunkadar.
Ali bin Abdullah bin Abbas.
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas.
Nafi’ mantan sahaya nya Ibnu Umar.
Zaid bin Aslam.
Umar bin Abdul aziz.
Azrouq bin Quais.
Hubaib bin Abi Tsabit.
Abi Sya’tsa’.
Makhul.
Abdullah bin Mughoffal bin Muqorron.

Imam Baihaqi menambahi:
Abdullah bin Shofwan.
Muhammad ibnu alhanafiyah.

Imam Ibnu AbdilBar menambahi pula:
Amr bin Dinar.

Argumentasi dalam ini semua adalah bahwa “Basmalah” itu termasuk sebagian dari surat “Al Fatihah”, sehingga “Basmalah” ini dibaca keras seperti halnya ayat Alfatihah yang lainnya,.

Imam Nasa’i meriwayatkan dalam kitab sunan nya, Ibnu Huzaimah dalam kitab Shohih nya dan Ibnu Hibban dalam kitab Shohihnya pula. Dan imam Hakim dalam kitab Al Mustadraknya, dari Abi Hurairoh…..-------------------------------------
Bagi sahabatku yang mengikuti kelompok yang tidak mengeraskan bacaan “Basmalah” nya, tidak usah berkoar koar disini yang sifatnya profokatif ya… Sabar..

Semoga bermanfaat.
Salam Aswaja !!


5 komentar:

  1. Assalamu'alaikum pak ustad.....antum asli mana ?

    BalasHapus
  2. Penyusanan kata perkata menjadi kalimat sebelumnya dirapihkan guna kejelasan pembaca.

    BalasHapus
  3. Mikum ustadz,,ane jga pernah pesantren dsitu.Btw Asep Abdus shopyan sama Lukman Hakim masih ngabdi gk disitu?klo ada ane minta nomer kontaknya donk,,syukron

    BalasHapus
  4. Mikum ustadz,,ane jga pernah pesantren dsitu.Btw Asep Abdus shopyan sama Lukman Hakim masih ngabdi gk disitu?klo ada ane minta nomer kontaknya donk,,syukron

    BalasHapus